Oleh: M. Arafat Imam G (*)
Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=fbk6hO3ECZQ |
Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia saat ini dibawah kepemimpinan Sri Mulyani? Apa saja tugas Sri Mulyani dalam menjalankan posisinya sekarang sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia? Bagaimana pula penjelasan Sri Mulyani mengenai fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti apa penerapannya? Desi Anwar (CNN Indonesia) berkesempatan mewawancarai Sri Mulyani membahas segala perekonomian Indonesia secara menyeluruh.
Narasi dibawah ini adalah transkrip hasil pembicaraan oleh Sri Mulyani pada sumber video berikut: https://www.youtube.com/watch?v=fbk6hO3ECZQ . Dipublikasikan tanggal 14 November 2016
Tidak semua perkataan dapat penulis tuliskan, hanya pada pembicaraa yang menurut penulis penting saja yang penulis tuliskan transkripnya. Jadi tulisan dibawah ini tidak bisa mewakili secara lengkap apa yang dijelaskan oleh Siru Mulyani.
Berikut adalah transkrip pemaparannya:
Dari tujuan presiden, apa resource yang kita miliki, opsi-opsinya seperti apa. Presiden ingin memutuskan sesuatu dan ingin mencapai sesuatu, itu tidak berarti tidak ada implikasinya. Tugas saya adalah untuk mengatakan jika bapak ingin lari kesini dengan kecepatan seperti ini, maka implikasinya akan seperti ini. Kadang-kadang implikasi/efeknya itu bisa saja meredusir tujuan bapak yang lain. Jadi apa yang disebut ‘trade off’ atau pilihan-pilihan ini sebaiknya disampaikan kepada presiden secara jujur sehingga presiden itu sebagai orang nomer 1 di Republik ini memiliki informasi yang lengkap dan kemudian dapat membuat keputusan yang tentu lebih baik dan mencerminkan berbagai pilihan-pilihan itu.
Umpamanya ingin mempercepat pengentasan kemiskinan tapi kita lihat bahwa subsidi itu memberatkan, bagaimana caranya menyeimbangkan antara hal ini. Umpama Presiden ingin infrastruktur di bangun secara segera tapi juga dari sisi neraca keuangannya baik BUMN sama negara itu terbatas, bagaimana kemudian ini harus diatasi dengan mengundang pihak swasta.
Jadi berbagai hal ini yang merupakan kebutuhan untuk Presiden bisa mencapai tujuan cita-citanya dan kita tetap memberikan, tentu saja pilihan-pilihan, menyampaikan kendala-kendala yang memang tidak bisa diatasi, kalau ini kendala politik, tentu presiden akan mengatasinya melalui kekuatan politik yang dimiliki, kalau kendalanya adalah finansial apa yang bisa dilakukan. Jadi itu yang kita lakukan dari sisi membangun antar Presiden dengan pembantu-pembantu Presiden dan membantu Presiden untuk mencapai tujuan Presiden melalui rambu-rambu yang dianggap pruden karena tujuan ini tidak hanya 5 tahun, Republik ini akan jalan selamanya.
Saya rasa kultur ini yang sekarang dibangun, kuncinya kalau keuangan negara seperti saya, apakah keuangan negara itu sehat, sustainable, apakah kita bisa perbaiki dari indikator penerimaan, kualitas belanja, pengelolaan utang, apakah ini bisa menciptakan kesempatan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif. Yang sifatnya immediate adalah persepsi yaitu apakah masyarakat percaya, dunia usaha percaya, apakah mereka merasa nyaman dengan kemenkeu dibawah bu Ani memberikan signal-signal atas kebijakan yang membuat mereka percaya. Kemudian mereka bisa melakukan aktifitasnya dan membuat ekonomi menjadi lebih baik, saya rasa indeks persepsi dari sisi feedback itu bisa menjadi indikator bagi presiden untuk menilai.
Kalau kita diberikan jabatan publik pasti masyarakat begitu menyoroti, dan stakeholder-nya bermacam-macam, ada politik, ekonomi dari daerah, nasional, internasional. Yang membuat saya tenang adalah, saya tidak memiliki agenda lain, saya menjelaskan tugas saya yang memang sangat jelas dengan institusi itu, dulu saat menjadi menkeu saya lihat undang-undangnya, tujuannya apa, maka saya jelaskan cara mencapainya begini. Ya saya fokus, kalau saya tidak bisa akan saya jelaskan & usahakan. Saya jelaskan situasinya seperti ini, landasannya seperti ini.
Kalau komunikasi seperti ini, pertama saya bisa mengelola saya sendiri dari sisi beban, jadi saya bisa merancang dan merencanakan sesuai yang saya anggap itu adalah yang utama dan masyarakat juga bisa melihat seperti itu, moga-moga masyarakat juga bisa memperbaiki dengan meletakan harapan yang realistis atau tidak terhadap Sri Mulyani.
Sometime your best is not good enough, jadi bukan kepuasan yang dicari dalam hal ini tapi paling tidak saya bisa mengatakan/mencoba yang terbaik, jadi paling tidak saya bertanggung jawab terhadap diri saya sendiri.
***
Kondisi perekonomian dunia masih sangat menantang dan sulit, sehingga kita juga harus waspada terhadap perkembangan ekonomi dunia, apakah pelemahan dari negara-negara yang selama ini menjadi motor pergerakan dunia, apakah eropa, RRC, AS. Kedua jika permasalahannya adalah tentang ketidakpastian maka kita harus berkonsentrasi pada dalam negeri, ada masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi 55% mengkontribusikan terhadap ekonomi kita. Ada investasi, ada aktifitas pemerintahan, dan ada ekspor-impor. Kalau dunia luar lemah berarti ekspornya akan lemah, sekarang kita harus berespektasi apakah konsumsi, inverstasi dan pemerintah sebagai motor penggerak. Jika konsumsi dan investasi dapat dijaga sehat, konsumsi ini artinya daya beli masyarakat tetap tinggi, inflasi harus rendah, dan harus ada kemampuan untuk menciptakan suatu konfiden untuk membangun kemampuan masyarakat agar tetap mampu menjaga daya beli dan melakukan aktifitas.
Pelaku ekonomi yang tidak tergantung diversitasi komoditas, makanya berbagai kebijakan paket ekonomi untuk melakukan kemudahan perizinan membuka sektor-sektor yang selama ini tidak dibuka untuk swasta atau untuk asing, kita buka untuk dalam rangka untuk membentuk suatu daerah baru untuk membangun perekonomian kita. Perbankan harus dijaga, pasar modal juga harus ditingkatkan karena dia mampu menciptakan perantara antara mereka yang memiliki dana dan mereka yang membutuhkan dana untuk kegiatan ekonomi produktif. Indonesia masih punya potensi luar biasa untuk dikembangkan pada sektor perbankan dan pasar modal dan keuangan.
Jadi untuk membuat ekonomi kita mencapai pertumbuhan yang lebih baik (dan tujuan lainnya) dia tidak tergantung hanya pada instrumen APBN, APBN itu hanya satu intrumen, dan instrumen itu akan berguna dan bertahan lama apabila kualitasnya baik. Jadi kalau instrumen dipakai terlalu banyak, bisa rusak instrumennya dan perekonomian juga bisa ikut rusak. Itu yang terjadi di Yunani dan negara yang mengalami krisis, jadi APBN itu harus tetap kita jaga agar dia tetap kuat, kredibel, sehingga dia efektif dalam jangka panjang, terutama pada bidang-bidang yang tidak banyak diminati oleh swasta, dibidang pengentasan kemiskinan, infrastruktur dasar, membangun keamanan, pertahanan kita, yang itu memang bidang tugasnya pemerintah. Kita harus mampu dan menciptakan sumber daya yang cukup. Sehingga negara ini memiliki pondasi dan pilar-pilar yang menjaga kepentingannya secara terhormat, kredibel dan efektif. Itu adalah fungsi dari APBN yang paling penting.
Sedangkan tugas-tugas lain yang diminati swasta, korporasi ingin masuk dalam negeri, dirasa itu yang bisa dilakukan oleh mereka. Pemerintah Indonesia memiliki BUMN yang banyak, BUMN harus sehat, harus jadi motor penggerak, harus dikelola dengan profesional, karena dia memiliki previllege/posisi khusus yang masyarakat juga berharap banyak.
Jadi tugas perekonomian Indonesia itu basisnya cukup beragam, kita memiliki populasi yang sangat beragam, cukup besar untuk menciptakan pasar yang sangat menarik. Indonesia bisa menjadi sangat baik kemudian bisa memimpin dirinya dan region ini dan memimpin dunia. Dari pengalaman saya 6 tahun melihat beberapa negara, saya melihat Indonesia memiliki kekuatan-kekuatan yang tentu membutuhkan kemampuan kita untuk mengelolanya secara baik.
***
Kemenkeu berfungsi untuk meningkatkan kapasitas kompetensi apparat keuangan pemda, ada training, bantuan teknis dll, tapi pada akhirnya adalah kemampuan mereka untuk memformulasikan kebijakan yang baik, apakah mereka mendisiplinkan aparaturnya, tidak mengganggu usaha-usaha ekonominya, dan memperbaiki dari sisi pendidikan, kesehatan, sehingga masyarakat didaerah itu menjadi daerah yang produktif dan memiliki aktifitas ekonomi yang bagus.
Ini adalah training ground luar biasa pentingnya dari sisi politik di Indonesia.
Pada masyarakat juga adalah menciptakan akuntabilitas yang sifatnya dekat dan langsung dari pemimpin politik di daerah. Saya rasa secara visi & kebijakan secara umum, saya tidak melihat ada daerah yang mengatakan saya berbeda sama sekali dari nasional, mereka biasanya menginginkan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, penciptaan kesempatan kerja yang bagus, pengentasan kemiskinan, membutuhkan infrastruktur yang sangat kurang terutama pada daerah yang sumber dayanya sangat terbatas.
Jadi saya tidak melihat ada perbedaan yang sangat menantang. Di luar negeri, sering hubungan antar pusat dan daerah tidak berjalan harmonis, di Indonesia relatif harmonis.
Tentang pemotongan APBN tahun 2016, saya telah menyampaikan kepada kepala daerah situasi tahun 2016 ini. APBD kita waktu dibuat tahun 2014, realisasinya 100 T dibawah dari sisi penerimaan negara, tahun 2015 248 T dibawah yang direncanakan, jadi yang dibikin tahun 2014, 2015 dan 2016 kita terus berasumsi penerimaan negara kita naik terus sementara sortnya itu cukup dalam. Jadi saya menyampaikan kepada pimpinan daerah bahwa dalam sisi penerimaan negara, target yang di sampaikan dalam UU itu sangat tinggi dan kita sudah lihat sampai pada akhir tahun ini kita akan 218 T dibawah yang ada didalam UU. Maka kami membuat beberapa langkah, termasuk dalam hal ini mengurangi belanja yang dipusat, tetapi juga yang didaerah. Kami meminjam uang yang berada didaerah berupa DAU ini, kita akan mencoba mengembalikan ini bulan desember atau januari sehingga daerah tidak merasa sangat terganggu. Dan daerah yang kita pinjam itu adalah daerah yang memiliki kapasitas untuk memberikan pinjaman karena kondisi kas daerahnya cukup. Kebutuhan mereka hingga akhir tahun sudah terpenuhi, dan kita melihat ada dana yang kemungkinan bisa tersisa untuk kita pinjam.
Kalau DAK yang kita potong, itu dari aktifitas yang tidak akan terrealisasi tahun ini, jadi tidak akan memberikan dampak karena tidak akan terserap, seperti kemarin databasenya terlalu banyak, anggarannya terlalu besar sehingga tidak akan dipergunakan sepenuhnya. Jadi kita berharap dari sisi penundaan anggaran dan pemotongan anggaran ini tidak mengganggu aktifitas dan momentum aktifitas kegiatan didaerah. Kita akan terus memonitor, saya rasa banyak pemda mengatakan bahwa pempus bisa membayar kembali Desember dan Januari itu akan sangat membantu didalam mereka merencanakan anggarannya ditahun 2017.
Sebenarnya 134 T dipusatnya, di daerahnya 73 T, ada yang memang berasal dari DBH, kan kalau pajak yang diterima lebih sedikit, yang dibagi hasilkan juga lebih sedikit.
***
(*) Saat transkrip wawancara ini ditulis pada bulan April 2017, penulis adalah Aparatur Sipil Negara (ASN), penulis 4 buku pengembangan diri/motivasi, 3 seri novel misteri berjudul 'Keepo' dan mahasiswa magister manajemen keuangan negara pada STIA-LAN Jakarta.
Pada dunia kepenulisan ia dikenal juga dengan nama pena Kim-Ara 김 아라.
Pada dunia kepenulisan ia dikenal juga dengan nama pena Kim-Ara 김 아라.
“Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan bagi anak bangsa”
Hitung-Hitungan Sri Mulyani, Transkrip Wawancara Eksklusif pada CNN Indonesia
Reviewed by Santana Primaraya
on
6:52:00 AM
Rating:
No comments: